Senin, 06 Desember 2010

UJIAN KERENDAHAN HATI

Sigit Restuhadi
Bisakah Anda bayangkan seandainya Anda menjadi Daud pada waktu ia diurapi menjadi raja? Akankah ada perubahan cara kita berjalan, berbicara, dan bersikap? Bayangkan saja, kita yang semula hanya seorang gembala sederhana, tiba-tiba dipromosikan menjadi raja Israel yang akan datang. Mungkin jika kita menjadi Daud, kita tidak akan pernah mau lagi menggembalakan kambing domba. Me-ngapa? Dengan angkuh kita akan berkata, "Aku calon raja, masakan harus menggembalakan domba?"

Namun, Daud tidak demikian. Setelah diurapi menjadi raja, ia masih bersedia menjaga kambing domba di padang. Promosi menjadi raja
Israel tak membuatnya pongah. Ia adalah calon raja, itu betul. Akan
tetapi, ia terus setia melakukan perkara-perkara yang masih menjadi
tanggung jawabnya. Lantas, apakah sikapnya pada orangtua dan
keluarganya berubah? Tidak! Ia tetap taat kepada orangtuanya, tetap
hormat kepada kakak-kakaknya. Sungguh sikap rendah hati yang patut
diteladani! Banyak orang tidak bisa menjaga hati saat keadaannya
meningkat. Baru sedikit saja "dipromosikan" Tuhan, ia sudah berubah
hati. Tidak lagi rendah hati, sebaliknya menjadi sombong. Kalau dulu
ia setia pada perkara-perkara kecil, maka setelah hidup semakin
nyaman, ia meninggalkan semuanya. Ia sudah malu melakukan hal-hal
kecil yang dulu ia lakukan.

Jagalah hati saat hidup kita "dipromosikan" Tuhan. Tuhan menghargai
kerendahan hati kita. Sebuah kutipan mengatakan bahwa pengurapan
Tuhan itu justru mengalir dari hal-hal kecil yang kita kerjakan
dengan setia. Belajarlah untuk selalu rendah hati.

PENINGKATAN HIDUP YANG TUHAN BERIKAN
KADANG MERUPAKAN UJIAN KERENDAHAN HATI KITA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar