Kamis, 28 Oktober 2010

Permintaan dan Penawaran


A.       Hukum Permintaan
Hukum permintaan menyatakan bahwa apabila harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun ceteris paribus (hal-hal lain tetap). Yang dimaksud hal-hal lain adalah variable-variabel lain (selain harga) yang dapat mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Misalnya: tingkat pendapatan, selera konsumen, harga barang lain, jumlah penduduk, pengeluaran advertensi, rancang bangun, saluran distribusi dan sebagainya.
Hukum permintaan membentuk kurva permintaan, karena hanya menghubungkan variabel harga barang dan jumlah barang yang diminta, dan sumbu vertikal menunjukkan tingkat harga. Kurva ini hanya menunjukkan hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta dan hubungan ini bersifat negatif. Yaitu bila tingkat harga naik, jumlah barang yang diminta turun, sedangkan jika tingkat harga turun/rendah, jumlah barang yang diminta akan bertambah banyak.
Dalam mencermati hubungan sebab akibat, kita hanya dapat menyatakan bahwa tingkat harga merupakan variabel bebas yang dipengaruhi tingkat harga.
Misalkan fungsi permintaan QA = f{Y, PA, PB-Z, I, T, A, N, Ep}
Dimana    Q    =   jumlah barang yang diminta
                 Y     =   pendapatan
                 P     =   harga barang
                 A     =   barang A
                 B-Z  =   barang B sampai dengan Z
                 I      =   tingkat pendapatan konsumen
                 T     =   taste/selera
                 A     =   jumlah penduduk
                 N     =   jumlah penduduk
                 Ep   =   Expektasi
Hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas/terikat dalam fungsi permintaan dihipotesiskan sebagai berikut:

a.      Harga Barang yang diminta (PA)
Harga barang ini berhubungan terbalik dengan jumlah barang. Bila harga naik jumlah barang yang diminta adalah turun.

b.      Harga Barang Lain (PB-Z)
Barang lain mempunyai hubungan dengan barang A sebagai barang pengganti atau sebagai barang pelengkap. Harga barang pengganti memasuki fungsi permintaan barang A, karena adanya kesediaan konsumen untuk membeli barang yang sifatnya mengganti (subtitusi) barang A apabila terjadi perubahan harga relative antar barang-barang tersebut. Jika harga barang meningkat, kita berharap jumlah barang A yang diminta meningkat pula.
Barang komplementer (pelengkap) merupakan barang yang dikonsumsi bersama-sama atau berpasangan dengan barang A. Untuk mengkonsumsi kedua macam barang yang saling melengkapi atau berpasangan, pengeluaran konsumen menjadi lebih tinggi. Jika salah satu barang mengalami kenaikan harga, dan jumlah yang diminta tidak berkurang.

c.       Advertensi dan Promosi
Kegiatan advertensi dan promosi penjual barang A diharapkan meningkatkan jumlah A yang diminta oleh konsumen, karena pada dasarnya kegiatan promosi bertujuan untuk mempengaruhi selera dan pola preferensi konsumen. Promosi barang pengganti mempunyai dampak negatif terhadap barang A, karena konsumen diharapkan untuk pindah dari barang A ke konsumen barang pengganti. Sedangkan promosi/advertensi untuk barang pelengkap memiliki akibat positif terhadap barang A, karena peningkatan jumlah permintaan barang pelengkap akan dipergunakan bersama-sama dengan barang A dengan jumlah yang lebih banyak secara proporsioanal.

d.      Kualitas Barang dan Rancang Bangun (design).
Kualitas barang dan rancang bangun yang bagus akan selalu dihargai oleh konsumen. Konsumen diharapkan akan membeli dengan jumlah yang lebih banyak jika barangnya berkualitas lebih baik, dirancang untuk banyak penggunaan, dan baik dipandang mata, akan tetapi harga harus tetap sama. Peningkatan permintaan untuk selanjutnya dapat juga dilakukan dengan advertensi dan promosi.

e.      Saluran Distribusi dan Tempat Penjualan
Jumlah permintaan total terhadap hasil produksi secara langsung dipengaruhi oleh jumlah tempat penjualan atau saluran distribusi. Semakin banyak tempat saluran penjualan akan semakin banyak konsumen yang dapat terjangkau oleh barang tersebut dan semakin mudah konsumen untuk mendapatkannya. Jaminan pelayanan kepada konsumen akan mendorong meningkatnya penjualan secara total.

f.        Penghasilan Konsumen
Penghasilan konsumen dapat mempunyai hubungan yang positif dan negatif dengan kualitas barang yang diminta, tergantung macam barang yang dihadapi dan tingkat penghasilan konsumen. Jikalau konsumen menilai suatu barang adalah inferior (rendah) maka permintaan akan berkurang jika penghasilannya bertambah/ meningkat.
g.      Selera dan Preferensi Konsumen
Selera dan preferensi konsumen dapat mempengaruhi jumlah permintaan total akan suatu barang. Semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang, semakin banyak jumlah barang yang diminta. Selera konsumen ini dapat dinyatakan dalam indeks preferensi konsumen. Indeks preferensi konsumen dapat diperbaharui setiap saat dengan dasar survei pasar untuk mengetahui tingkah laku konsumen terhadap barang yang bersangkutan. Jika hasil survei menunjukkan konsumen cenderung semakin menghargai barang yang dihasilkan perusahaan atau ada keinginan untuk meningkatkan pembelian, maka semua perubahan preferensi itu dapat direkam dalam indeks preferensi konsumen.


h.      Harapan Konsumen
Harapan konsumen terhadap harga dan tersedianya barang dimasa yang akan dating, serta subtitusi akan mempengaruhi permintaan akan barang tersebut. Misalnya jika harapan kita harga bensin kelak akan naik, maka cenderung kita akanmenambahpermintaan akan bensin sekarang. Harapan konsumen terhadap harga dapat memberikan dampak yang positif dan negatif. Jika konsumen ingin meningkatkan pembeliannya saat ini, maka harapan tadi bersifat positif, namun jika konsumen meminta barang lebih sedikit saat ini artinya harapan konsumen terhadap harga berdampak negatif terhadap perusahaan.

i.        Faktor-faktor Lain
Kebijaksanaan pemerintah juga berpengaruh terhadap permintaan akan suatu barang. Misalnya semasa orde baru pakaian korpri yang harus dikenakan oleh semua pegawai pada setiap tanggal 17. Siswa-siswi sekolah Dasar, SLTP, SLTA diharuskan mengenakan pakaian OSIS pada hari-hari tertentu.

B.        Perubahan Jumlah yang Diminta dan Perubahan Permintaan
Konsep ekonomi yang sangat penting untuk dipahami oleh mahasiswa adalah perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan permintaan. Perubahan jumlah barang yang diminta menunjukkan perubahan jumlah barang yang diminta karena adanya perubahan harga barang yang bersangkutan.
Sedangkan perubahan permintaan adalah berubahnya jumlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan salah satu atau bahkan lebih factor cetirus paribus misalnya selera konsumen. Dengan kata lain pada harga yang tetap terdapat pertambahan jumlah barang yang diminta atau dengan harga yang lebih tinggi diminta dalam jumlah barang yang sama.

C.        Hubungan Antara Harga Barang, Penerimaan Total, Penerimaan Rerata,  Penerimaan Marginal
Untuk mengetahui perilaku permintaan, kita perlu mengetahui hubungan antara harga barang dengan penerimaan penjualan barang. Kita berusaha untuk perubahan harga barang dan jumlah barang yang diminta, karena kita ingin mengetahui bagaimana akibatnya terhadap hasil penjualan secara keseluruhan. Penerimaan total memainkan peran utama dalam mencapai keberhasilan perusahaan.
Penerimaan total (TR) merupakan hasil kali antara jumlah barang yang diminta dengan harga barang, sedangkan penerimaan marginal (MR) merupakan perubahan penerimaan totalsebagai akibat satu acuan barang yang diminta.
Karena harga maupun penerimaan marginal sama-sama diturunkan atau diperoleh dari penerimaan total maka antara keduanya terdapat hubungan yang khas. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:
Dimana;
TR                               = penerimaan total
PA                               = harga barang A
QA                               = kuantitas barang A
Karena PA = a + bQA, maka TR = (a + bQA) QA
                                                    = aQA + bQA2
Kita dapat menyimpulkan bahwa a adalah intersep baik pada fungsi Permintaan (PA) ataupun fungsi penerimaan marginal (MR), sehingga kedua kurva itu melalui dari titik yang sama pada sumbu vertikal, dan kurva MR Secara geometri kita dapat memperoleh hubungan antara kurva permintaan dan kurva biaya marginal yaitu dengan melihat luas area dibawah kurva permintaan dan kurva MR yang menunjukkan besarnya penerimaan total.

D.        Elastisitas
Elastisitas (elasticity): Ukuran kepekaan jumlah permintaan atau jumlah penawaran terhadap suatu determinan (factor pengubah atau factor yang mempengaruhi). Dalam hal permintaan akan suatu barang kita dapat melihat elastisitas permintaan karena adanya perubahan harga, atau elastisitas permintaan karena perubahan pendapatan atau elastisitas permintaan atau elastisitas permintaan karena perubahan harga barang lain, yang mempunyai hubungan dengan barang lain yang mempunyai hubungan dengan barang yang kita bicarakan.

1.      Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas permintaan terhadap harga mengukur persentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari persentase perubahan harga barang tersebut atau  Permintaan dikatakan elastis/inelastis Bila Eh < 1, unitary/uniter bila Eh = 1
Ada dua hal yang menentukan besar/kecilnya nilai elastisitas, yaitu:
a.    Tingkat kemudahan barang yang bersangkutan untuk diganti dengan barang lain (subtitability) dan
b.    Pengeluaran relative konsumen terhadap barang tersebut.
Jika barang pengganti mudah diperoleh, berarti semakin elastisitas permintaan untuk barang tersebut. Penggantian ini dapat dengan jenis barang yang sama (rokok Gudang Garam dengan rokok Djarum atau kopi merek Kapal Api dengan kopi merek Java), dan penggantian antar jenis barang yang berbeda akan tetapi dalam kelompok barang yang sama (rokok kretek dengan rokok putih, antara kopi dengan the atau jahe).

2.      Elastisitas Pendapatan Permintaan (Income Elasticity of Demand)
Persentase perubahan dalam jumlah barang yang diminta (QA) dibagi dengan persentase perubahan dalam penghasilan (Y), ceteris paribus atau ukuran yang menunjukkan seberapa banyak jumlah barang yang diminta berubah mengikuti perubahan pendapatan si konsumen.
Dengan mengetahui besarnya koefisien elastisitas penghasilan kita dapat mngelompokkan barang-barang kedalam barang mewah, barang kebutuhan pokok, dan barang inferior.
Elasitisitas pendapatan permintaan berguna untuk melihat pertumbuhan dan stabilitas perusahhaan.

3.      Elastisitas Silang (Cross Elasticity of Demand)
Elastisitas silang menunjukkan tanggapan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang yang mempunyai hubungan dengan barang A (bersifat pengganti = subtitusi/melengkapi = komplementer). Jadi elastisitas silang adalah perbandingan persentase perubahan jumlah barang yang diminta (QA) dengan persentase perubahan harga barang lain (PY). Pengertian ini dapat diformulasikan sebagai berikut:
Bila barang-barang itu saling mengganti sifatnya, maka koefisien elastisitas silang positif nilainya, namun bila barang-barang itu saling melengkapi, maka koefisien elastisitas silangnya mempunyai nilai negatif.

4.      Elastisitas Advertensi
Elastisitas advertensi ini merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah barang yang diminta dan persentase perubahan anggaran untuk advertensi tersebut. Pada umumnya kita mengharapkan bahwa koefisien elastisitas advertensi bertanda positif artinya dengan adanya tambahan pengeluaran untuk advertensi diharapkan akan adanya peningkatan dalam jumlah barang yang dijual.
Elasitisitas silang advertensi yaitu apabila advertensi itu diadakan oleh perusahaan sendiri akan tetapi bagi jenis barang lain.
Kita memahami manfaat dari pengetahuan tersebut yaitu kita memiliki suatu ikhtisar yang secara cepat mampu menunjukkan arah perubahan penerimaan total jika terjadi perubahan harga barang. Dengan mengetahui koefisien elastisitas silang kita akan mengetahui derajat persaingan atau keeratan hubungan antar barang yang dihasilkan, atau mengetahui besarnya tanggapan terhadap perubahan yang menjadi penyebabnya.

E.        Hukum Penawaran
Hukum penawaran menyatakan bahwa apabila suatu barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat, dalam ceteris paribus. Hukum penawaran ini akan menghasilkan kurva penwaran yaitu kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan harga barang yang bersangkutan, dengan asumsi faktor-faktor lain tetap. Pengertian lain yaitu suatu kurva yang menujukkan berbagai jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga.
Kita dapat melukiskan kurva penawaran sebagai berikut:
QA     =     f(PA, I, F, X, T)                                                      F   =   keadaan alam
QA     =     jumlah barang A yang ditawarkan                     X   =   pajak  
PA      =     Harga barang A                                                  T   =   teknologi
I         =     jumlah faktor produksi (input) yang tersedia
Koefisien elastisitas penawaran selalu menunjukkan angka yang positif karena kurva penawaran atau hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan harga adalah positif. Bila E > 1, maka penawaran itu bersifat tidak elastis (inelastic).



HARGA KESEIMBANGAN

Bertemunya permintaan dan penawaran berarti telah tercapai harga keseimbangan yang ditunjukkan oleh titik perpotongan kurva permintaan dan kurva penawaran, jika kita memiliki data seperti pada tabel dibawah ini:
          Skala Permintaan dan Penawaran Buah Mangga di DIY bulan September 2000
Kondisi
Harga (Rp/Kg)
Jumlah yg diminta
Jumlah yg ditawarkan
A
5.000
8 ton
45 ton
B
4.000
15 ton
40 ton
C
3.000
30 ton
30 ton
D
2.000
45 ton
20 ton
E
1.000
50 ton
12 ton

Perubahan permintaan dan penawaran terjadi bila ada perubahan dalam ceteris paribus pada masing-masing fungsi tersebut. Kita amati gambar dibawah ini, melukiskan adanya kenaikan permintaan dari D1 ke D2 sebagai akibat misalnya adanya kenaikan pendapatan konsumen. Sebagai hasil harga keseimbangan meningkat dari P1 ke P2. Kemudian jika penawaran bertambah dari S1 ke S2 akan berakibat harga keseimbangan turun dari P1 ke P2.

IKHTISAR BERBAGAI HUBUNGAN ELASTISITAS
Hubungan antara elastisitas dengan berbagai variabel utama yaitu harga barang yang bersangkutan, tingkat pendapatan dan harga barang lain dapat di-ikhtisarkan sebagai berikut:

a.        Elastisitas Harga:     
Nilai Elastisitas
Sebutan Barang
Kenaikan Harga akan Mengakibatkan
Penurunan Harga akan Mengakibatkan
Eh > 1
Inelastis
Penerimaan naik
Penerimaan turun
Eh = 1
Unitary
Penerimaan tetap
Penerimaan tetap
Eh < 1
Elastis
Penerimaan turun
Penerimaan naik
Yang perlu diingat dalam price elasticity of demand adalah apakah permintaan itubersifat inelastic, elastic.

b.        Elastisitas Penghasilan:  
Nilai Elastisitas
Sebutan Barang
Kenaikan Penghasilan Mengakibatkan
Penurunan Penghasilan Mengakibatkan
Ey < 1
Inelastis
Jumlah diminta turun
Jumlah diminta naik
0 < Ey < 0
Kebutuhan pokok
Jumlah diminta naik dgn persentase lebih rendah
Jumlah diminta turun dgn persentase lebih rendah
1 < Ey
Barang mewah
Jumlah diminta naik dgn persentase lebih tinggi
Jumlah diminta turun dgn persentase lebih tinggi
Untuk barang inferior, Kenaikan penghasilan justru menurunkan permintaan, Sedangkan untuk barang normal kenaikan penghasilan dibarengi dengan kenaikan permintaan.
c.         Interprestasi Elastisitas Silang :  
Nilai Elastisitas
Sebutan Barang
Kenaikan Penghasilan Mengakibatkan
Penurunan Penghasilan Mengakibatkan
Es > 0
Barang subtitusi
A yang diminta naik
A yang diminta menurun
Es = 0
Barang berhubungan
A yang diminta tetap
A yang diminta tetap
Es < 0
Barang mewah
A yang diminta turun
A yang diminta naik

QA     =     jumlah barang A
Py      =     harga barang Y

Nilai elastisitas silang perlu dibedakan apakah positif, Negatif, ataukah sama dengan nol. Jika elastisitas silang adalah Positif (lebih besar dari Nol) maka barang tersebut bersifat subtitusi Tetapi jik elastisitas silang barang tersebut bersifat komplementer.

TEORI PERMINTAAN (Perilaku) KONSUMEN
A.       Pendahuluan
Konsumen adalah pembeli barangyang dihasilkan oleh perusahaan oleh karena itu kita perlunya memahami perilaku konsumen ini akan mempengaruhi hasil usaha perusahaan melalui permintaan yang diciptakannya. Permintaan konsumen akan menentukan jenis/macam barang, jumlah barang, biaya dan harga barang yang akan dihasilkan.

B.        Pendekatan Teori Konsumen
Reaksi konsumen terhadap berbagai variabel penentu atas pengeluaran konsumen diantara berbagai macam pemenuhan kebutuhan. Pendekatan yang paling banyak dikupas dalam literatur adalah 1) Pendekatan guna batas klassik atau disebut pendekatan kardinal. 2) Pendekatan kurva tak acuh (indefference curve) atau disebut pendekatan ordinal. 3) Pendekatan atribut.

1.      Pendekatan Guna Batas Klassik (Pendekatan Kardinal)
Dalam pendekatan Guna batas Klassik ini kepuasan total (TU) konsumen akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya barangnya yang dikonsumsi.

2.      Pendekatan kurva tak acuh (Pendekatan Ordinal= Indefference Curve).
Kurva tak acuh adalah kurva yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang yang dikonsumsi (2 jenis barang) konsumen yang memberikan tingkat kepuasan yang sama.
Asumsi:
a)        Asumsi rasionalitas: konsumen diasunsikan selalu berusaha memaksimumkan kepuasan.
b)        Cara rasa konsumen tercermin dalam peta tak acuh (indifference map) yang terdiri dari kurva-kurva tak acuh yang jumlahnya tidak terhingga dan tidak saling berpotongan satu sama lain.
c)        Kurva tak acuh yang letaknya jauh dari titik origin (O), menunjukkan kepuasan konsumen yang lebih tinggi.
Ciri/karakteristik kurva tak acuh:
a)        Kurva tak acuh berbentuk turun dari kiri ke atas ke kanan bawah (berlereng negatif).
b)        Kurva tak acuh tidak berpotongan antara satu dengan yang lainnya.
c)        Cembung kearah origin(O), artinya kurva tak acuh ini menggunakan asumsi memiliki derajat penggantian mariginal (mariginal rate of substitution = dX/dy) yang semakin kecil antara barang konsumsi yang satu dengan barang konsumsi yang lain.

3.      Pendekatan Atribut.
Teori ini diperkenalkan pertama kali tahun 1966 oleh Kelvin Lancaster, yang mendasarkan pada asumsi bahwa: konsumen bukan terhadap produk yang dihasilkan tetapi lebih pada atribut barang yang bersangkutan. Pendekatan ini menggunakan penggabungan analisis kepuasan dengan analisis indifference curve. Atribut suatu barang adalah semua jasa yang dihasilkan dari penggunaan dan pemilikan barang tersebut. Atribut sebuah mobil adalah pengangkutan, privacy (kesendirian), prestise, keamanan, keselamatan, dan sebagainya.
Dalam pendekatan atribut diasumsikan rumah tangga telah membagi-bagikan anggaran untuk setiap kelompok kebutuhan misalnya saja untuk makan, sandang, mengangsur rumah, mengangsur kendaraan, uang saku, uang sekolah, uang kesehatan, uang gotong royong, dan lain sebagainya.
Konsumen mendapatkan kepuasan dari atribut, namun ia harus membeli barang untuk mendapatkan suatu atribut tersebut. Jadi barang merupakan alat untuk menyampaikan atribut dalam proses konsumsi. Setiap barang memberikan suatu atribut atau lebih dalam perbandingan tertentu. Contohnya: dengan membeli sebuah mobil konsumen mendapatkan atribut kenyamanan, ketangguhan, keawetan, penghematan, harga diri, keselamatan dan sebagainya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar