Rabu, 01 September 2010

KEKASIH HATIKU

Kecantikan laksana Tirza
Juwita laksana Paris
Jiwa laksana bala tentara dengan panji-panjinya
Tatapan matamu tertuju padaku, kegundahan merayap karenanya
Rambut bagaikan kawanan domba yang bergelombang turun dari gunung
Gigi bagaikan kawanan domba yang keluar dari tempat pembasuhan, semua beranak kembar
Bibir laksana merah delima ranum di balik senyum menggetarkan hati


Bagaikan belahan buah delima pelipis di balik telekung
Permaisuri berserakan, selir betebaran, dan dara-dara tak terbilang banyaknya, hanya engkau satu-satunya merpatiku, idam-idamanku
Satu-satunya anak ibu kesayangan bagi yang melahirkannya
Puteri-puteri melihat dan menyebutnya bahagia, permaisuri-permaisuri dan selir-selir memujinya


Muncul laksana fajar merekah
Indah bagaikan bulan purnama
Bercahaya bagaikan surya
Dahsyat bagaikan bala tentara dengan panji-panjinya


“Siapakah dia?”


Jogjakarta, Akhir 1992

Tidak ada komentar:

Posting Komentar