BAB I
PENDAHULUAN
Akuntansi Manajemen dalam Lingkungan Internasional
Menjalankan bisnis dalam lingkungan global mengharuskan manajemen mengubah perspektifnya. Terdapat banyak kesamaan aspek bisnis pada skala lokal dan global. Namun beberapa di antaranya berbeda. Perusahaan yang menjalankan usahanya di negara asal dan negara lainnya mungkin menemukan bahwa praktik bisnis yang berjalan baik di negara asal ternyata tidak berlaku di negara lain.
Lingkungan bisnis internasional yang global mempunyai berbagai budaya, hukum, politik dan ekonomi yang berbeda. Akuntansi manajemen berperan menyediakan informasi yang relevan kepada pihak manajemen. Akuntan manajemen menyediakan keterampilan bisnis dan keuangan.
Sebagian besar perbedaan ini berkaitan dengan lingkungan bisnis yaitu lingkungan budaya, hukum, politik, dan ekonomi dari masing-masing negara. Dalam dunia bisnis global membutuhkan akuntan manajemen untuk menangani masalah keuangan dan operasi bisnis sehari-hari. Latihan yang baik, pendidikan, dan tetap mengikuti perubahan yang terjadi adalah penting bagi seorang akuntan.
Tugas akuntan manajemen pada perusahaan internasional lebih kompleks karena perubahan yang terus menerus terjadi pada bisnis global. Karena tugas utama akuntan manajemen adalah menyediakan informasi yang relevan kepada pihak manajemen dan agar terap mampu mengikuti perkembangan, maka akuntan manajemen harus membaca berbagai buku dan artikel bisnis mengenai sistem informasi, pemasaran, manajemen, politik, dan ekonomi. Selain itu, akuntan manajemen harus akrab dengan peraturan, yang juga dituntut untuk memahami dan mendalami standar akuntansi keuangan dari berbagai negara yang berbeda budaya, hukum, politik, ekonomi dan lain sebagainya dimana operasional perusahaan berlangsung melaksanakan kegiatan produksi.
.
BAB II
PERMASALAHAN
1. Dalam bentuk apa sajakah keterlibatan perusahaan dalam perdagangan internasional?
2. Permasalahan apa yang harus ditempuh sebagai seorang akuntan manajemen dalam mengelola perusahaan beroperasi dengan risiko nilai tukar mata uang asing ?
3. Mengapa perusahaan multinasional memilih bentuk desentralisasi?
4. Bagaimana mengukur kinerja dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi evaluasi kinerja pada perusahaan multinasional?
5. Apa peran penetapan harga transfer pada perusahaan multinasional?
6. Bagaimana perusahaan multinasional menghadapi masalah-masalah etika yang mempengaruhi operasi perusahaan di lingkungan internasional?
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tingkat Keterlibatan dalam Perdagangan Internasional
Perusahaan multinasional (multinational corporation - MNC) adalah perusahaan yang menjalankan bisnis di lebih dari satu negara yang volume dan pertumbuhannya juga terjadi di lebih dari satu negara. Keterlibatan MNC dalam perdagangan internasional dapat terjadi dalam banyak bentuk. Beberapa yang lazim adalah perusahaan impor dan ekspor, cabang-cabang keseluruhan, dan joint venture.
Impor dan Ekspor
Bentuk yang cukup sederhana dari keterlibatan multinasional adalah kegiatan impor dan ekspor. Suatu perusahaan dapat mengimpor berbagai komponen untuk produksi. Suatu perusahaan dapat juga mengekspor produk-produk jadi ke negara-negara asing. Transaksi-transaksi seperti pada impor dan ekspor bersifat sederhana, tetapi juga dapat menciptakan berbagai risiko dan peluang baru bagi perusahaan.
Impor. Suatu perusahaan dapat mengimpor bahan-bahan baku untuk digunakan dalam produksi. Transaksi ini mungkin tampak sama dengan pembelian bahan-bahan baku dari pemasok lokal, tetapi tarif impor menambah kompleksitas dan biayanya. Dalam akuntansi untuk bahan baku, freight-in (ongkos angkut masuk) termasuk biaya bahan. Suatu komponen yang diimpor mungkin dikenakan tarif (bea), disamping biaya freight-in. Tarif (tariff) adalah sebuah pajak atas impor yang dipungut oleh pemerintah.
Zona perdagangan luar negeri juga memberikan keuntungan-keuntungan tambahan. Misalnya, barang-barang yang tidak memenuhi peraturan kesehatan, keamanan, dan pengendalian polusi yang berlaku di AS dapat dimpor ke dalam zona perdagangan luar negeri dan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga memenuhi peraturan yang berlaku tanpa harus membayar denda.
Akuntan manajemen harus waspada terhadap biaya-biaya yang timbul dari impor bahan baku, Akuntan manajemen juga harus mampu mengevaluasi manfaat potensial dari zona perdagangan luar negeri ketika mempertimbangkan lokasi pabrik.
Ekspor. Adalah penjualan produk perusahaan di luar negeri. Perusahaan tidak harus memiliki fasilitas produksi di luar negeri; produk akhir dapat langsung dikirim ke pembeli. Akan tetapi, ekspor biasanya lebih kompleks daripada penjualan barang jadi di dalam negeri. Negara-negara asing memiliki beragam peraturan impor dan tarif. Pekerjaan untuk menyesuaikan dengan peraturan dan prosedur asing biasanya dibebankan pada kantor pengawas karena pemenuhan peraturan pajak merupakan fungsi akuntansi.
Pakta Perdagangan dan Tarif
Pakta perdagangan antar berbagai negara mempengaruhi besarnya tarif yang berlaku. Misalnya NAFTA (North American Free Trade Agreement) yang memungkinkan importir Amerika Serikat, Meksiko, dan kanada membayar tarif yang lebih rendah untuk barang-barang yang di produksi di ketiga negara tersebut. Certificate of Origin adalah suatu dokumen yang memuat informasi yang memungkinkan perusahan mendapat fasilitas pengurangan pajak NAFTA. Sanksi atas ketidakpatuhan pada peraturan ini sangat berat – berkisar antara dua kali kerugian pendapatan (dalam tarif) hingga sebesar nilai domestik dari barang yang diimpor.
Akuntan manajemen harus menyadari peraturan-peraturan kepabeanan dan memastikan terselengaranya penyimpanan data yang memadai dan mekanisme pengendalian internal yang berjalan dengan baik.
Anak Perusahaan yang Dimiliki Sendiri
Suatu perusahaan mungkin saja memilih untuk membeli perusahaan di luar negeri dan menjadikannya perusahaan anak yang berdiri sendiri. Bila undang-undang suatu negara mengizinkan, MNC dapat mendirikan anak perusahaan atau kantor cabang di negara tersebut dengan mudah. Misalnya, sejumlah pegawai yang memiliki kemampuan multibahasa melayani panggilan telepon dar seluruh eropa dan AS. Saat waktu di California menunjukkan pukul 5 pagi, para pekerja di Irlandia sedang berada dalam jam kerja dan dapat melayani panggillan telepon dari pelanggan di zona waktu wilayah timur AS. Irish Development Authority menyediakan fasilitas pajak yang menarik dan insentif lainnya yang hampir senilai dengan biaya tahunan setiap penggunaan tenaga kerja di Irlandia.
Outsourcing pekerjaan teknis dan profesional menjadi isu yang sangat penting bagi perusahaan. Outsourcing adalah pembayaran oleh suatu perusahaan atas fungsi bisnis yang sebelumnya dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dalam konsep perusahaan multinasional, outsourcing adalah memindahkan suatu fungsi bisnis ke suatu negara lain.
Akuntan manajemen harus memperhatikan berbagai biaya dan manfaat dari outsourcing yang mungkin tidak tersedia dalam suatu negara. Berbagai struktur pajak dan insentif dari otoritas suatu negara, serta tingkat pendidikan dan infrastruktur memainkan peranan penting dalam penilaian dalam akuntan manajemen terhadap biaya dan manfaat.
Joint Venture
Adalah jenis persekutuan dimana para investor menjadi bagian dari pemilikan perusahaan. Joint venture dilakukan untuk menggabungkan keahlian, menghadapi undang-undang yang berlaku, dan merangsang investasi demi meningkatkan produktivitas dalam negeri.
Perusahaan yang memiliki keahlian yang dibutuhkan oleh MNC terkadang tidak tersedia atau tidak untuk dijual, joint venture kemungkinan bermanfaat. Joint venture adalah suatu jenis kemitraan dimana investor menjadi bagian dari kepemilikan perusahaan.
Joint venture terkadang diperlukan untuk menghadapi undang-undang yang berlaku. Misalnya, di China MNC tidak diizinkan membeli perusahaan China atau mendirikan anak perusahaan sendiri. Oleh karena itu, joint venture dengan perusahaan China perlu dilakukan. Demikian juga dengan India dan Thailand yang mensyaratkan kepemilikan lokal. Loctite, perusahaan pembuat lem Super Gluey, mendirikan joint venture di India dan Tahiland karena alasan tersebut.
B. Nilai Tukar Mata Uang Asing
Apabila suatu perusahaan beroperasi hanya satu jenis mata uang yang digunakan, maka masalah nilai tukar tidak akan pernah muncul. Namun, bila perusahaan mulai beroperasi dalam arena internasional, perusahaan tersebut harus menggunakan mata uang asing. Mata uang asing ini dapat dipertukarkan dengan mata uang domestik dengan menggunakan nilai tukar. Apabila nilai tukar tidak pernah berubah, maka masalah tidak pernah akan muncul. Namun nilai tukar sering berubah, bahkan mengalami perubahan harian.
Akuntan manajemen berperan dalam pengelolaan eksposur terhadap risiko mata uang yaitu:.
1. Manajemen risiko mata uang (currency risk management) adalah pengelolaan perusahaan terhadap transaksi, ekonomi, dan translasi eksposurnya karena fluktuasi kurs tukar.
2. Risiko transaksi (transaction risk) adalah kemungkinana bahwa transaksi kas di masa depan akan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs tukar.
3. Risiko translasi atau akuntansi (translation or accounting risk) adalah tingkat di mana laporan keuangan perusahaan terpengaruh oleh fluktuasi kurs tukar.
Mengelola Risiko Transaksi
Kurs spot (kurs rate)
Adalah nilai tukar dari satu jenis mata uang terhadap mata uang lain untuk transaksi langsung. Perubahan dalam kurs spot dapat mempengaruhi nilai transaksi tunai dimasa depan sehingga menciptakan risiko transaksi.
Apresiasi dan Depresiasi Mata Uang
Ketika mata uang suatu negara menguat secara relatif terhadap mata uang negara lain, terjadilah apresiasi mata uang (currency appreciation) dan satu unit mata uang negara yang disebut pertama mampu membeli lebih banyak unit mata uang negara kedua. Sebaliknya, depresiasi mata uang (currency depreciation) berarti mata uang satu negara melemah secara relatif dan membeli unit mata uang negara lain lebih sedikit.
Keuntungan dan Kerugian Nilai Tukar
Kerugian nilai tukar (exchange loss) adalah kerugian atas penukaran suatu mata uang terhadap mata uang lain yang disebabkan oleh depresiasi mata uang dalam negeri. Keuntungan nilai tukar (exchange gain) adalah keuntungan atas penukaran suatu mata uang terhadap mata uang lain karena apresiasi mata uang dalam negeri. Risiko yang disebabkan oleh pergerakan mata uang domestik terhadap mata uang asing harus diperhatikan oleh para manajer karena hal tersebut mempengaruhi harga yang dibayar dan diterima atas pembelian barang.
Lindung Nilai
Suatu cara mengatasi masalah risiko perubahan nilai tukar adalah melakukan Nilai Lindung (hedging). Kontrak pertukaran di masa depan biasanya digunakan sebagai pelindung. Kontrak di depan (forward contract) mensyaratkan pembeli menukar sejumlah mata uang tertentu dengan nilai tukar tertentu pada tanggal yang telah ditentukan di masa depan. Lindung nilai tentu dapat dilakukan melalui kesepakatan menyerahkan dolar untuk memperoleh mata uang lain dimasa mendatang.
Perusahaan dengan jumlah transaksi yang signifikan dapat memutuskan untuk membendung seluruh atau sebagian transaksi-transaksinya. Pembendungan atau lindung nilai juga dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengelola risiko ekonomi.
Mengelola Risiko Ekonomi
Berurusan dengan berbagai jenis mata uang dapat menimbulkan dimensi ekonomi dalam berbagai transaksi pertukaran mata uang. Risiko ekonomi didefinisikan sebagai dampak dari fluktuasi nilai tukar terhadap nilai sekarang dari arus kas perusahaan di masa depan. Risiko demikian dapat mempengaruhi daya saing relatif perusahaan meskipun perusahaan tersebut tidak pernah berpartisipasi secara langsung dalam perdagangan internasional. Dampak fluktuasi kurs tukar terhadap nilai sekarang (present value) dari arus kas perusahaan di masa depan. Risiko demikian dapat mempengaruhi daya saing relatif perusahaan meskipun perusahaan tersebut tidak pernah berpartisipasi langsung dalam perdagangan internasional. Akuntan mengelola eksposur perusahaan terhadap risiko ekonomi dengan memahami posisi perusahaan dalam ekonomi global. Akuntan menyediakan struktur dan komunikasi keuangan perusahaan.
Mengelola Risiko Translasi
Perusahaan induk sering mencatat ulang semua pendapatan perusahaan anak dalam mata uang lokal. Pencatatan kembali ini dapat mengakibatkan keuntungan dan kerugian oportunitas atas revaluasi mata uang asing dan dapat mempengaruhi laporan keuangan perusahaan anak serta penghitungan yang berkaitan dengan ROI dan Laba Residu. Laporan internal dengan denominasi dolar diperlukan untuk mengukur semua angka dengan dasar yang sama. Namun strategi tersebut bisa menyesatkan para manajer jika pembanding dibuat terhadap waktu. Akuntan manajemen harus waspada terhadap sumber risiko translasi ini. Fluktuasi mata uang asing juga menimbulkan kesulitan dalam mengevaluasi ketaatan manajer lokal terhadap kebijakan perusahaan.
Tujuan laporan internal dalam denominasi dolar adalah mengukur semua angka dengan dasar yang sama. Meskipun strategi ini berguna pada satu titik waktu tertentu, strategi tersebut dapat menyesatkan para manajer apabila pembandingan dibuat pada beberapa periode waktu. Akuntan manajemen harus waspada terhadap sumber risiko translasi ini.
C. Desentralisasi
Perusahaan yang terdesentralisasi di negara asal sering memberlakukan pengawasan yang lebih ketat pada divisi asing, setidaknya hingga mereka mendapatkan pengalaman yang lebih banyak tentang operasional mereka di luar negeri. Sebagaimana desentralisasi menawarkan keunggulan-keunggulan bagi divisi-divisi di negara asal, desentralisasi juga menawarkan keunggulan bagi divisi asing.
a. Keunggulan Desentralisasi pada MNC
Mutu informasi lebih baik pada tingkat lokal dan mampu meningkatkan mutu keputusan Hal ini terutama berlaku untuk MNC yang divisi-divisi luar negerinya beroperasi di sejumlah negara serta tunduk pada berbagai kebiasaan dan sistem hukum. Desentralisasi MNC dipilih karena berbagai keunggulan, yaitu :
1. Manajer lokal mampu menghasilkan keputusan dengan mutu yang baik dengan pemanfaatan informasi lokal yang bermutu.
2. Manajer lokal mampu memberikan tanggapan yang lebih tepat waktu untuk mengubah keadaan
3. Melatih dan memotivasi manajer lokal untuk mengembangkan keterampilan manajerial
4. Memberi kesempatan manajemen puncak untuk lebih memusatkan perhatian kepada masalah-masalah jangka panjang seperti perencanaan strategis.
Perbedaan bahasa diantara para manajer divisi menimbulkan masalah yang lebih besar. MNC dapat mengatasi masalah ini dengan dua cara yakni:
1. Mengaplikasikan struktur desentralisasi dengan menyerahkan wewenang pengambilan keputusan kepada manajer lokal sehingga mengeliminasi keperluan penginterprestasian instruksi dari kantor pusat.
2. MNC memanfaatkan teknologi yang menjembatani perbedaan bahasa dan memudahkan pengiriman data lintas negara. Teknologi merupakan fasilitas yang sangat berguna untuk mengatasi berbagai kesulitan komunikasi antara induk perusahaan dan anak perusahaan, serta antara satu anak perusahaan dan anak perusahaan lainnya.
b. Pembentukan Divisi
Perusahaan multinasional memiliki fleksibilitas dalam pembentukan jenis-jenis divisi. Divisi dapat didirikan menurut dasar garis geografis.
Lini produk juga dapat menjadi alasan terhadap pembentukkan divisi-divisi. MNC yang terdiversifikasi banyak memproduksi dan menjual sejumlah produk yang berbeda-beda. MNC dapat memutuskan pendirian divisi didasarkan pada jenis produk yang dijual, bukan berdasarkan negara tempat produk tersebut dijual. Adanya divisi di lebih dari satu negara menciptakan kebutuhan perangkat evaluasi kinerja yang mempertimbangkan berbagai perbedaan pada lingkungan divisi.
Menurut lini manajemen fungsional. Cara ini berjalan dengan baik pada beberapa waktu dan mencapai sasaran berupa berbagai keahlian dan pengetahuan diantara para manajer divisi. Namun berbagai kebutuhan dan perbedaan yang berlatar nasional menciptakan konflik. Berbagai divisi dilebih dari satu negara menciptakan kebutuhan perangkat evaluasi kinerja yang mempertimbangkan berbagai perbedaan pada lingkungan divisi.
D. Mengukur Kinerja pada Perusahaan Multinasional
Pemisahan evaluasi manajer dari suatu divisi dari evaluasi divisi tersebut penting dilakukan. Evaluasi manajer sebaiknya tidak menyertakan faktor-faktor di luar kendali perusahaan seperti fluktuasi mata uang, pajak dan sebagainya, tetapi harus dievaluasi berdasarkan pendapatan dan biaya, dengan menyesuaikan mata uang perusahaan induk dan perusahaan anak.
Sulit membandingkan kinerja seorang divisi manajer (atau anak perusahaan) di suatu negara dengan kinerja seorang manajer suatu divisi di negara lain. Bahkan divisi-divisi yang tampaknya mirip dalam kerangka produksi bisa menghadapi tekanan politik, sosial dan ekonomi yang sangat berbeda serta lebih kompleks dari kondisi-kondisi domestik.
Faktor-faktor lingkungan dapat berbeda di setiap negara. Peraturan mengenai tingkat upah minimum disuatu negara akan membatasi kemampuan manajer dalam mengatur berbagai jenis biaya tenaga kerja. Negara lain mungkin melarang kas mengalir ke luar. Sementara itu negara lain mungkin memiliki angkatan kerja yang terdidik, tetapi kekurangan infrastruktur (fasilitas transportasi dan komunikasi). Hal tersebut dapat diuraikan seperti di bawah ini:
1. Faktor-Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Evaluasi Kinerja :
a. Faktor faktor ekonomi
• Organisasi dari sistem bank sentral
• Stabilitas ekonomi
• Eksistensi pasar modal
• Pembatasan valuta
b. Faktor-faktor politik dan hukum
• Kualitas, efisiensi, dan keefektifan struktur perundang-undangan
• Pengaruh kebijakan pertahanan
• Dampak kebijakan luar negeri
• Tingkat kerusuhan politik
• Tingkat keterlibatan pemerintah dalam bisnis
c. Faktor-faktor pendidikan
• Tingkat melek huruf
• Cakupan dan jenjang pendidikan formal serta sistem pelatihan
• Cakupan dan jenjang pelatihan teknik
• Keluasan dan mutu program pengembangan manajemen
d. Faktor-faktor sosiologis
• Perilaku sosial terhadap industri dan bisnis
• Perilaku budaya terhadap otoritas dan orang-orang yang menjadi bawahan
• Perilaku budaya terhadap produktifitas dan keberhasilan (etika kerja)
• Perilaku sosial terhadap keuntungan material
• Keragaman budaya dan ras
2. Faktor-faktor Ukuran Kinerja Lainnya
Selain laba residu dan ROI (pengukuran jangka pendek), diperlukan ukuran kinerja tambahan yang erat kaitannya dengan kepentingan jangka panjang perusahaan. Ukuran tersebut misalnya pangsa pasar, keluhan pelanggan, rasio perputaran karyawan, dan pengembangan personal.
3. Faktor-faktor Politik dan Hukum yang Mempengaruhi Evaluasi Kinerja
Akuntan manajemen di MNC harus tahu lebih dari sekedar hal bisnis dan keuangan. Sistem politik dan hukum memiliki implikasi penting bagi perusahaan. Sistem politik terkadang cepat berubah sehingga membuat perusahaan jatuh dalam krisis. Di lain waktu, situasi berubah lebih lambat.
Akuntan manajemen semakin penting di Spanyol sejak awal 1980-an. Sebagian dari bertambahnya peran penting tersebut karenameningkatnya tekanan persaingan. Profitabilitas perusahaan-perusahaan Spanyol menurun dan perusahaan-perusahaan melihat perlunya mekanisme pengawasan yang lebih formal seperti penganggaran dan perhitungan biaya standar. Alasan kedua adalah perubahan dari ekonomi terlindung (sheltered) dan politik diktatorisme ke masyarakat demokratis.
Perubahan ke arah yang lebih demokratis dan lebih longgarnya lingkungan perundang-undangan memungkinkan perusahaan-perusahaan di Spanyol lebih bebas bertindak dalam bisnis dan mengarah pada perlunya kontrol akuntansi manajemen.
Ukuran-Ukuran Ganda dalam Kinerja
Laba residu dan ROI merupakan ukuran kinerja manajerial yang penting. Namun, keduanya merupakan ukuran-ukuran jangka pendek. Keduanya menggoda para manajer untuk mengorbankan kepentingan jangka panjang perusahaan demi kepentingan jangka pendek. Satu cara mengatasi perilaku yang menyimpang ini adalah memanfaatkan ukuran-ukuran kinerja tambahan yang lebih erat kaitannya dengan jangka panjang perusahaan. Selain ROI dan laba residu, manajemen puncak dapat mempertimbangkan faktor-faktor seperti pangsa pasar, keluhan pelanggan, rasio perputaran karyawan, dan pengembangan karyawan.
Dengan membuat manajer pada jenjang yang lebih rendah sadar bahwa perhatian terhadap faktor-faktor jangka panjang juga penting, cenderung memberi perhatian yang berlebihan pada ROI atau laba residu akan berkurang.
Selain itu penggunaan ROI dan laba residu dalam evaluasi kinerja manajerial divisi-divisi dari suatu MNC merupakan subyek dari masalah-masalah melebihi masalah yang dihadapi perusahaan terdesentralisasi yang hanya beroperasi di satu negara. Oleh karena itu, evaluasi manajerial MNC harus menggunakan pendekatan akuntansi pertanggungjawaban. Para manajer harus dievaluasi berdasarkan berbagai faktor yang berada dalam kendali mereka. Hal ini dimungkinkan melalui penggunaan ukuran-ukuran ganda untuk kinerja.
E. Penetapan Harga Transfer dan Perusahaan Multinasional
Bagi perusahaan multinasional, penetapan harga transfer harus mencapai dua sasaran: Evaluasi Kinerja dan Penetapan pajak penghasilan yang optimal.
Evaluasi Kinerja
Ketika satu divisi dari suatu perusahaan memproduksi sebuah produk yang digunakan dalam proses produksi divisi lain, muncullah masalah penetapan harga transfer yang merupakan pendapatan bagi divisi penjual dan biaya bagi divisi pembeli. Divisi-divisi sering dievaluasi berdasarkan laba bersih dan pengembalian atas investasi. Seperti pada kasus harga transfer lainnya, divisi penjual menghendaki harga transfer yang tinggi sehingga meningkatkan laba bersihnya, sedangkan divisi pembeli menghendaki harga transfer yang rendah sehingga meningkatkan pula laba bersihnya.
Pajak Penghasilan dan Penetapan Harga Transfer
Jika semua negara memiliki struktur pajak yang sama, maka harga transfer kemungkinan akan diatur tanpa mempertimbangkan pajak. Tampilan tabel di bawah ini mengilustrasikan konsep ketika dua harga transfer ditentukan. Harga transfer yang pertama adalah $100 ketika barang dari anak perusahaan di Belgia dikirim ke pusat reinvoicing (pembuatan faktur) di Puerto Rico. Karena harga transfer pertama setara dengan setara dengan total biaya, laba adalah nol dan pajak atas laba tersebut juga nol. Harga transfer kedua ditetapkan sebesar $200 oleh pusat reinvoicing di Puerto Rico. Transfer dari Puerto Rico ke AS benar-benar menghasilkan laba, tetapi laba ini tidak dikenakan pajak karena Puerto Rico tidak mengenakan pajak atas laba perusahaan. Akhirnya anak perusahaan di AS menjual produk tersebut kepada pihak eksternal dengan harga transfer $200. Harga transfer ditetapkan setara dengan biaya sehingga tidak ada laba yang akan dikenakan pajak penghasilan.
Evaluasi Kinerja
Ketika satu divisi dari suatu perusahaan memproduksi sebuah produk yang digunakan dalam proses produksi divisi lain, muncullah masalah penetapan harga transfer yang merupakan pendapatan bagi divisi penjual dan biaya bagi divisi pembeli. Divisi-divisi sering dievaluasi berdasarkan laba bersih dan pengembalian atas investasi. Seperti pada kasus harga transfer lainnya, divisi penjual menghendaki harga transfer yang tinggi sehingga meningkatkan laba bersihnya, sedangkan divisi pembeli menghendaki harga transfer yang rendah sehingga meningkatkan pula laba bersihnya.
Pajak Penghasilan dan Penetapan Harga Transfer
Jika semua negara memiliki struktur pajak yang sama, maka harga transfer kemungkinan akan diatur tanpa mempertimbangkan pajak. Tampilan tabel di bawah ini mengilustrasikan konsep ketika dua harga transfer ditentukan. Harga transfer yang pertama adalah $100 ketika barang dari anak perusahaan di Belgia dikirim ke pusat reinvoicing (pembuatan faktur) di Puerto Rico. Karena harga transfer pertama setara dengan setara dengan total biaya, laba adalah nol dan pajak atas laba tersebut juga nol. Harga transfer kedua ditetapkan sebesar $200 oleh pusat reinvoicing di Puerto Rico. Transfer dari Puerto Rico ke AS benar-benar menghasilkan laba, tetapi laba ini tidak dikenakan pajak karena Puerto Rico tidak mengenakan pajak atas laba perusahaan. Akhirnya anak perusahaan di AS menjual produk tersebut kepada pihak eksternal dengan harga transfer $200. Harga transfer ditetapkan setara dengan biaya sehingga tidak ada laba yang akan dikenakan pajak penghasilan.
TINDAKAN | DAMPAK PERPAJAKAN |
Anak perusahaan di Belgia memproduksi suatu komponen dengan biaya $100 per unit. Tagiihan terhadap komponen ditransfer ke pusat reinvoicing di Puerto Rico dengan harga transfer $100 per unit. | Tarif pajak 42% Pendapatan $100 – biaya $100 = $0 Pajak dibayar = $0 |
Pusat reinvoicing di Puerto Rico – yang juga merupakan anak perusahaan – mentransfer tagihan komponen ke anak perusahaan di AS dengan harga transfer $200 per unit. | Tarif pajak 0% Pendapatan $200 – biaya $100 = $100 Pajak dibayar = $0 |
Anak Perusahaan di AS menjual komponen ke perusahaan eksternal seharga $200 per unit. | Tarif pajak 35% Pendapatan $200 – biaya $200 = $0 Pajak dibayar = $0 |
Pusat reinvoicing menangani penagihan untuk komponen, tetapi tidak menerima komponen secara fisik. Tujuan dari pusat reinvoicing adalah memindahkan laba ke divisi-divisi yang beroperasi di negara yang memberlakukan tarif pajak rendah. |
Perusahaan multinasional yang berpusat di AS tunduk pada Internal Revenue Code Section 482 (Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 482) mengenai penetapan harga transaksi antar perusahaan. Pasal ini memberi wewenang pada IRS – lembaga yang bertanggung jawab atas penarikan pajak penghasilan di AS – untuk merealokasi laba dan berbagai pengurangan di antara divisi-divisi apabila mereka yakin bahwa realokasi tersebut akan mengurangi potensi penggelapan pajak.
Berdasarkan urutan yang lebih disukai, metode-metode tersebut adalah metode harga tidak terkendali yang dapat diperbandingkan, metode harga jual kembali, dan metode biaya plus.
Metode harga tak terkendali yang dapat diperbandingkan (comparable uncontrolled price method) pada dasarnya menggunakan harga pasar. Misalkan divisi Belgia mentransfer suatu komponen ke divisi AS. Jika komponen tersebut memiliki harga pasar $50 dan biaya pengiriman $4, maka harga transfer internal (misalnya, komisi penjualan $5), biaya ini akan dikurangkan dari harga pasar. Dalam hal ini, harga transfer akhir dihitung sebagai berikut:
Harga pasar : $50
Ditambah: Biaya pengiriman : $ 4
Dikurangi: Komisi : $ (5)
Harga transfer : $49
Metode harga jual kembali (resale price method) sama dengan harga jual yang diterima oleh penjual dikurangi markup yang wajar. Jadi, anak perusahaan yang membeli barang untuk dijual kembali menetapkan harga transfer yang setara dengan harga jual kembali dikurangi persentase laba kotor.
Metode biaya-plus (cost-plus method) adalah harga transfer berdasarkan biaya. Biaya manufaktur produk disesuaikan dengan setiap biaya lainnya, seperti biaya pengiriman dan pajak.
Penetapan harga yang wajar merupakan suatu hal yang sulit, situasi penetapan harga transfer yang sedang dihadapi perusahaan “tidak” cocok dengan satupun dari ketiga harga metoda di atas. Padahal hal semacam itu, IRS akan memperkenankan metode keempat – harga transfer negosiasi antara perusahaan dan IRS. IRS, wajib pajak, dan pengadilan perpajakan telah bergelut dengan harga transfer negosiasi selama bertahun-tahun.
Akhir-akhir ini, IRS telah menyetujui penerbitan perjanjian penetapan harga dimuka atau (advance pricing agreement – APAs) membayar pajak dalam penentuan transfer suatu harga transfer yang disetujui IRS saat pengajuan pajak dimuka. “APA adalah perjanjian antara IRS dan wajib pajak mengenai metode penetapan harga yang diaplikasikan dalam suatu transaksi internasional. Perjanjian ini dapat meliputi trnsfer aktiva tak berwujud (seperti royalti atas lisensi), penjualan properti provisi jasa, dan pos-pos lainnya.
Penyelewengan penetapan harga transfer merupakan pelanggaran hukum – bila penyelewengan bisa dibuktikan. Banyak contoh perusahaan asing dan perusahaan AS yang mengenakan harga transfer tidak wajar. IRS berhasil membuktikan Toyota telah mengenakan harga yang lebih tinggi terhadap anak perusahaannya di AS untuk mobil, truk, dan suku cadang yang dijual di AS.
IRS juga mengatur masalah harga transfer dari perusahaan-perusahaan asing dengan anak perusahaan di AS. Suatu perusahaan di AS yang 25% sahamnya dimiliki oleh pihak asing harus mempunyai dokumentasi yang lengkap perihal harga transfer yang wajar.
MNC juga tunduk terhadap peraturan perpajakan negara-negara lain dan AS. Karena pajak penghasilan mengandung kebaikan universal, pertimbangan terhadap dampak pajak penghasilan mempengarahui pengambilan keputusan manajemen. Kanada, Jepang, masyarakat Eropa dan Korea Selatan telah mengeluarkan peraturan mengenai harga transfer selama sepuluh tahun terakhir.
Para manajer mungkin bisa menghindari pajak secara legal, tetapi mereka tidak dapat mengelaknya. Kehormatan itu penting. Perbedaan antara menghindar dan mengelak sayangnya sulit untuk diidentifikasi.
F. Etika dalam Lingkungan Internasional
Etika bisnis dapat menyebabkan permasalahan dalam konteks satu negara. Namun etika bisnis dalam konteks gblobal dapat menyebabkan masalah yang jauh lebih besar. Richard J. Mahoney, mantan CEO Monsanto, menulis: ”Ketika Monsanto menjadi suatu perusahaan global, kami terus menghadapi masalah perbedaan budaya dan ekspektasi budaya yang berbeda. Uang jasa di suatu negara dianggap suap di negara lain. Undang-Undang lingkungan di suatu negara bisa jadi sangat ketat, tapi berjalan dengan baik – dan pera pesaing Anda menertawai Anda karena patuh pada undang-undang hukum tersebut.
Beberapa penelitian menunjukkan umat manusia sesungguhnya memiliki dasar-dasar etika. Namun terdapat prasyarat untuk pembentukkan lingkungan bisnis yang beretika, diantaranya stabilitas kemasyarakatan, legitimasi, dan akuntabilitas pemerintah, legitimasi terhadap kepemilikan pribadi dan kemakmuran personal, kepercayaan atas kepemilikan seseorang dan masa depan masyarakat, kepercayaan atas kemapuan untuk memberikan keluarga seseorang, serta pemahaman terhadap bagaimana sistem bekerja dan bagaimana berpartisipasi.
Sistem dasar yang kuat adalah penting bagi kepastian berbagai kontrak dan berfungsi sebagai landasan bagi kepercayaan dalam urusan etika. Bagi beberapa negara (misalnya: AS dan negara-negara eropa barat), sistem demikian sesuai dengan hukum yang berlaku dengan berbagai sanksi bagi yang melanggar. Pentingnya ketegasan yang mendasari perilaku sosial terbukti dalam urusan-urusan bisnis ilegal. Karena alasan yang jelas, Anda mungkin akan menolak menghubungi polisi atau jaksa wilayah sebab Anda membeli heroin bermutu rendah.
Ada masalah-masalah etika lain yang berkaitan dengan undang-undang dunia usaha yang lain. Perusahaan yang terikat kontrak dengan perusahaan di luar AS barangkali mengetahui bahwa perusahaan itu menjadi sasaran dari publisitas yang merugikan karena mempekerjakan anak-anak.
BAB IV
KESIMPULAN
Menjalankan bisnis dalam lingkungan global mengharuskan akuntan manajemen untuk menyediakan keterampilan bisnis dan keuangan. Tugas utama akuntan manajemen adalah harus tetap mampu mengikuti perkembangan mutakhir berbagai bidang bisnis, mulai dari sistem informasi, pemasaran, manajemen, politik, dan ekonomi. Perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional dapat membangun kegiatan mereka dalam tiga cara. Mereka dapat menjalankan kegiatan impor dan ekspor, membeli perusahaan anak yang dimiliki penuh, dan berpartisipasi dalam joint venture. Akuntan manajemen harus memperhatikan potensi exposure perusahaan mereka terhadap risiko transaksi, risiko ekonomi, dan risiko translasi. Mereka dapat melakukan hedging untuk membatasi exposure perusahaan terhadap ketiga risiko tersebut.
Peran seorang akuntan manajemen dengan mengelola eksposur terhadap risiko mata uang yaitu dengan mengelola manajemen risiko mata uang (currency risk management) dimana pengelolaan perusahaan terhadap transaksi, ekonomi, dan translasi eksposurnya karena fluktuasi kurs tukar, risiko transaksi (transaction risk), dimana kemungkinan bahwa transaksi kas di masa depan akan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs tukar, risiko translasi atau akuntansi (translation or accounting risk), dimana tingkat di mana laporan keuangan perusahaan terpengaruh oleh fluktuasi kurs tukar.
Perusahaan multinasional memilih bentuk desentralisasi karena alasan-alasan yang hampir sama dengan alasan perusahaan nasional memilih desentralisasi. Dengan desentralisasi, manajer lokal mampu menghasilkan keputusan yang lebih baik melalui pemanfaatan informasi lokal. Manajer lokal juga mampu memberikan tanggapan yang lebih tepat waktu untuk mengubah keadaan. Alasan lainnya adalah untuk melatih dan memotivasi manajer lokal serta memberi kesempatan bagi manajemen puncak untuk lebih memusatkan perhatiaannya kepada masalah-masalah jangka panjang, seperti perencanaan strategis. Dengan demikian terjadi pengembangan perluasan perusahaan dengan teknologi selain itu pula bahasa dan budaya sehingga makin memberikan warna perusahaan.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi evaluasi kinerja pada perusahaan multinasional adalah faktor sosial, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ketika satu dari perusahaan memproduksi produk yang digunakan dalam proses produksi divisi lain, muncul harga transfer. Harga transfer merupakan pendapatan bagi divisi penjual dan biaya bagi divisi pembeli. Sama halnya dengan perusahaan domestik, perusahaan multinasional dapat menggunakan harga transfer dalam evaluasi kinerja.
Perusahaan multinasional dengan perusahaan anak di negara dengan pajak tinggi dan negara dengan pajak rendah dapat memanfaatkan penetapan harga transfer untuk menggeser biaya ke negara berpajak tinggi (biaya akan memperkecil pembayaran pajak) dan menggeser pendapatan ke negara berpajak rendah.
Perusahaan multinasional menghadapi masalah-masalah etika yang tidak dihadapi perusahaan domestik. Masing-masing negara mempunyai kebiasaan dan peraturan yang berbeda. Perusahaan multinasional harus menetapkan apakah kebiasaan tertentu benar-benar suatu cara berbisnis yang berbeda atau apakah merupakan pelanggaran atas kode etik berbisnisnya.
BAB V
PENUTUP
Akuntan manajemen mempunyai peranan penting dalam menjalankan bisnis di lingkungan internasional. Bisnis membutuhkan akuntan manajemen untuk menangani masalah keuangan dan operasi bisnis sehari-hari. Namun, tugas akuntan manajemen pada perusahaan interansional lebih kompleks karena perubahan yang terus menerus terjadi pada bisnis global. Karena tugas utama akuntan manajemen adalah menyediakan informasi yang relevan kepada pihak manajemen dan agar terap mampu mengikuti perkembangan, maka akuntan manajemen harus membaca berbagai buku dan artikel bisnis mengenai sistem informasi, pemasaran, manajemen, politik, dan ekonomi. Selain itu, akuntan manajemen harus akrab dengan peraturan akuntansi keuangan dari negara di mana perusahaan beroperasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. 1997. Akuntansi Manajemen Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar