Jumat, 18 Januari 2008

RAJAWALI

Rajawali adalah mahluk ciptaan Tuhan yang sangat indah.
Alkitab menuliskan mengenai rajawali sebanyak 38 kali, jauh lebih banyak
dibandingkan merpati atau jenis burung lainnya. Seekor rajawali
dewasa memiliki tinggi badan sekitar 90 cm, dan bentangan sayap
sepanjang 2 m. Ia membangun sarangnya di puncak-puncak gunung. Sarang itu sangat besar sehingga manusia pun dapat tidur di dalamnya. Sarang itu beratnya bisa mencapai 700 kg dan sangat nyaman.

Dengan berdasarkan firman Tuhan, kita akan melihat mengenai beberapa
hal yang dapat kita pelajari dari burung rajawali ini, baik itu
menyangkut keTuhanan maupun kehidupan kekristenan kita. Semoga
pengetahuan singkat ini dapat menjadi berkat bagi kita semua.
Tuhan Yesus memberkati.

Pelajaran Pertama
Semua bayi Rajawali Harus Belajar Untuk Terbang.
Di atas puncak gunung yang tinggi, telur rajawali menetas dan
muncullah bayi rajawali. Seperti layaknya bayi yang lain, hanya ada
dua hal yang sangat disukai oleh bayi rajawali ini untuk dilakukan,
yaitu makanan dan tidur. Bayi rajawali akan menghabiskan masa-masa
pertamanya di dunia didalam sarangnya yang nyaman. Setiap hari, induk
rajawali mencarikan makanan untuk bayinya dan menyuapi mulut bayi
yang sudah terbuka untuk menerima makanan. Dengan perut kenyang, bayi itu tidur kembali. Hal itu berlangsung berulang-ulang dalam hidupnya.
Siklus ini berjalan beberapa minggu, sampai pada suatu hari, induk
rajawali ini tebang dan hanya berputar-putar di atas sarangnya
memperhatikan anaknya yang ada di dalamnya. Kali ini tanpa makanan.
Setelah berputar beberapa kali, induk rajawali akan terbang dengan
kecepatan tinggi menuju sarangnya, ditabraknya sarang itu dan
digoncang-goncangkannya. Kemudian ia merenggut anaknya dari sarang
dan dibawanya terbang tinggi. Kemudian, secara tiba-tiba, ia
menjatuhkan bayi rajawali dari ketinggian. Bayi ini berusaha terbang,
tapi gagal. Beberapa saat jatuh melayang ke bawah mendekati batu-batu
karang, induk rajawali ini dengan cepat meraih anaknya kembali dan
dibawa terbang tinggi. Setelah itu, dilepaskannya pegangan itu dan
anaknya jatuh lagi. Tapi sebelum anaknya menyentuh daratan, ia
mengangkatnya kembali. Hal ini dilakukan berulang-ulang, setiap hari.
Hingga hanya dalam waktu satu minggu anaknya sudah banyak belajar,
dan mulai memperhatikan bagaimana induknya terbang. Dalam jangka
waktu itu, sayap anak rajawali sudah kuat dan ia pun mulai bisa
terbang.

Saudaraku, banyak orang Kristen seperti bayi rajawali ini. Terlalu
nyaman di dalam sarangnya. Kita datang ke gereja seminggu sekali
untuk mendapatkan makanan. Kita menunggu pelayan Tuhan untuk memberi
mereka "makanan rohani" kedalam mulutnya. Kemudian setelah ibadah
selesai, kita pulang dan "tidur" lagi, tanpa melakukan firman Tuhan
dan hidup tidak berubah. Baru setelah beban-beban berat menindih
selama 1 minggu, kita merasakan "lapar" dan butuh diisi makanan,
kemudian kita pun pergi lagi ke gereja untuk di-drop makanan lagi.
Hal ini berlangsung terus menerus berulang-ulang tanpa ada
pertumbuhan secara rohani dalam hidup kita. Sampai suatu saat,
sesuatu pencobaan terjadi dalam hidup kita, sarang digoncangkan
dengan keras, dan kita tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kita
mulai menyalahkan Tuhan,"Tuhan
jahat! Tuhan tidak adil!...." Tidak! Tuhan tidak jahat! Jika kita mengalami pencobaan dan goncangan berarti Bapa di surga sedang melatih kita untuk bisa lebih dewasa lagi, agar kita bisa siap untuk terbang. Akan sia-sia menjadi rajawali kalau dia tidak bisa terbang. Berarti akan sia-sia menjadi
orang Kristen kalau dia tidak pernah dewasa dalam iman! Akan tetapi
perhatikanlah hal ini : setiap pencobaan datang, Tuhan tidak pernah
membiarkan anak-anakNya jatuh tergeletak, tapi seperti induk
rajawali, pada saat kritis, ia menyambar anaknya untuk diangkat
kembali. Beban berat boleh datang, tapi kemudian mulailah untuk berdoa.
Mulailah membuka Alkitab dan membaca firman Tuhan. Kemudian kita akan menyadari bahwa jawaban doa itu telah datang. Masa-masa sukar akan selalu ada di depan kita, tapi kita akan menemukan diri kita selalu
penuh dengan pengharapan jika kita tetap berdiri pada kebenaran
firman Allah. Apa yang sedang terjadi ? Ternyata kita sedang
merentangkan sayap kita ! Kita sedang belajar terbang ! Tuhan
mengangkat dan memuliakan kita melalui pencobaan-pencobaan yang kita
alami. Jika induk rajawali melatih anaknya untuk mempergunakan sayapnya, Tuhan melatih kita untuk mempercayai firmanNya dan mempergunakan iman kita.

Pelajaran Kedua
Rajawali Diciptakan Untuk Tinggal di Tempat Tinggi.
Berbeda dengan jenis burung lainnya, rajawali diciptakan untuk terbang di tempat-tempat yang tinggi, jauh dari pandangan mata telanjang dan jauh dari jangkauan para pemburu. Burung rajawali memiliki keunikan, jika ia berada di alam bebas, akan menjadi burung yang paling bersih di antara burung lainnya, tapi jika dia berada di dalam 'penjara' dan terikat, ia akan menjadi burung yang paling kotor (hal ini dikarenakan rajawali mengkonsumsi makanan yang berbeda dengan burung lainnya).

Saudaraku, Tuhan menciptakan kita untuk selalu terbang dan berada di
tempat yang tinggi, yaitu selalu berada dalam hadiratNya dan bebas
dari kontrol dunia. Jika orang kristen berada dalam ikatan-ikatan
duniawi, ia akan menjadi orang yang terkotor dibandingkan dengan
orang lain.

Pelajaran Ketiga
Rajawali Tidak Terbang, Tapi Melayang.
Rajawali tidak terbang seperti layaknya burung-burung yang lain, mereka terbang dengan mengepak-kepakkan sayapnya dengan kekuatan sendiri. Tapi yang dilakukan rajawali ialah melayang dengan anggun, membuka lebar-lebar kedua sayapnya dan menggunakan kekuatan angin untuk
mendorong tubuhnya. Yang membuat rajawali sangat spesial ialah ia tahu betul waktu yang tepat untuk meluncur terbang. Ia berdiam di atas puncak gunung karang, membaca keadaan angin, dan pada saat yang dirasa tepat ia mengepakkan sayapnya untuk mendorong terbang, lalu membuka sayapnya lebar-lebar untuk kemudian melayang dengan menggunakan kekuatan angin itu.

Saudaraku, angin sering disebutkan dalam Alkitab sebagai penggambaran dari Roh Kudus. Kita dapat belajar untuk bekerja sama dengan Roh Kudus dan membiarkan-Nya mengangkat kita lebih tinggi lagi, semakin dekat dengan Tuhan Yesus. Seringkali kita 'terbang' dengan kekuatan kita sendiri, hasilnya kita menemui banyak kelelahan, kekecewaan dan kepahitan dalam hidup ini. Tapi belajar dari rajawali, kita mau untuk 'terbang' melintasi kehidupan ini dengan mengandalkan Roh Kudus. Angin, juga berbicara mengenai kesulitan-kesulitan hidup. Badai sering menggambarkan adanya pergumulan dalam hidup ini. Bagi rajawali, badai adalah media yang tepat untuk belajar menguatkan sayapnya. Dia terbang menembus badai itu, melayang di dalamnya, melatih sayapnya untuk lebih kuat lagi. Orang 'Kristen Rajawali' seharusnya mengucap syukur dalam menghadapi berbagai-bagai pencobaan. Karena saat itulah saat yang tepat bagi kita untuk mempergunakan pencobaan sebagai media untuk menguatkan sayap-sayap iman kita.

Pelajaran Keempat
Rajawali Memiliki Waktu Khusus untuk Pembaharuan.
Ketika rajawali berumur 40 tahun, ia memasuki periode pembaharuan. Cakarnya mulai menua, paruh menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dada.  Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga menyulitkan saat terbang. Saat itu, ia hanya mempunyai 2 pilihan:


 “Menunggu kematian atau menjalani proses transformasi yg menyakitkan selama 150 hari.”

 
Saat melakukan pembaharuan, ia harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang di tepi jurang, berhenti dan tinggal di sana selama proses berlangsung.

Pertama, ia harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, dan kemudian menunggu tumbuhnya paruh baru.  Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu.  Suatu proses yang panjang dan menyakitkan. 5 bulan kemudian, bulu2 yang baru sudah tumbuh.  Ia mulai dapat terbang kembali.  Dengan paruh dan cakar baru, ia mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!
Seekor rajawali akan mencari tempat tinggi dan tersembunyi di puncak gunung. Ia berdiam disitu, membiarkan bulu-bulunya rontok satu demi satu. Rajawali ini mengalami keadaan yang menyakitkan dan sangat mengenaskan selama kira-kira 150 hari (5 bulan). Ia menunggu dengan sabar selama proses ini berlangsung, dan setiap hari ia membiarkan sinar matahari menyinari tubuhnya untuk mempercepat proses penyembuhannya. Melalui proses ini, bulu-bulu barupun tumbuh, dan rajawali menerima kekuatan yang baru sehingga ia mampu untuk bertahan hidup hingga umur 70 tahun, seperti normalnya rajawali hidup.

Saudaraku, seperti rajawali, orang kristen perlu memiliki waktu-waktu khusus untuk proses pembaharuan dalam hidup ini. Membiarkan hal-hal lama yang tidak berguna lagi 'rontok' dan menanti-nantikan dengan sabar pemulihan dari Tuhan. Pembaharuan adalah prinsip Ilahi, dimana Allah memotong segala sesuatu yang tidak menghasilkan buah dalam hidup kita ini agar kita mampu berbuah lebat, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yg BESAR untuk memulai sesuatu proses PEMBAHARUAN.
Selama kita menantikan Dia, relakan proses pembaharuan itu berlangsung. Berani membuang kebiasaan-kebiasaan lama yg mengikat, meskipun itu adalah sesuatu yg menyenangkan dan mengenakkan. Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal baru, kita mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian kita sepenuhnya dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan!
Tantangan terbesar untuk berubah ada di dalam diri sendiri dan kitalah sang penguasa atas diri kita sendiri!
Pelajaran Kelima
Rajawali Juga Kadang-kadang Sakit, Seperti Manusia.
Ketika rajawali mengalami sakit di tubuhnya, ia terbang ke suatu tempat yang sangat disukainya, dimana ia dengan leluasa dapat menikmati sinar matahari. Karena sinar matahari memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan rajawali, dan juga merupakan obat yang paling mujarab
baginya.

Saudaraku, ketika kita sakit, baik itu sakit secara fisik, ekonomi, rumah tangga, pekerjaan, pelayanan, atau sakit rohani kita, apakah kita juga mencari Allah yang memainkan peranan penting dalam hidup kita, yang juga merupakan sumber kesembuhan bagi segala macam 'penyakit' ?

Pelajaran Keenam
Setiap Burung Rajawali Pasti Mati.
Ketika rajawali berada dalam keadaan mendekati waktu kematiannya, ia terbang ke tempat yang paling disukainya, di atas gunung, menutupi tubuhnya dengan kedua sayapnya, memandang ke arah terbitnya matahari, lalu....mati.

Saudaraku, sudah selayaknya, semua orang Kristen mati dengan mata dan hati tetap tertuju pada Yesus sebagai sumber dari pengharapan dan jaminan di dalam kehidupan kekal.
Jadilah KRISTEN RAJAWALI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar