Kamis, 25 Oktober 2007

APA ITU MUJIZAT ?

Aku tidak tahu apa artinya mujizat. Tetapi hidup, bagiku sendiri, adalah suatu mujizat?demikianlah tutur seorang ibu padaku suatu hari. Dan saat aku memandang wajahnya kini, aku selalu merasa takjub pada kata-katanya itu. Dia telah menggambarkan suatu perjuangan, suatu iman dan keyakinan yang teguh dalam menjalani penderitaan.

Pada mulanya, saat dia didiagnosa menderita kanker mulut rahim dan usianya hanya tersisa tiga bulan lagi, dia merasa amat terpukul. Dengan perasaan khawatir dia berangkat ke Singapura dan menjalani pemeriksaan yang lebih teliti di sana. Hasil diagnosa ternyata tidak berbeda jauh dengan apa yang telah ditemukan oleh para dokter di daerah ini. Dia kemudian disarankan untuk menjalani suatu terapi yang berbiaya amat tinggi.

Saat aku mendengarkan dari dokter tentang penyakit yang kuderita dan saran pengobatan yang akan kujalani, aku merasa cemas. Maka aku lalu berdoa. Pada saat itu, aku juga sedang mengurus suatu perjalanan ziarah le Lourdes. Maka berada diantara dua pilihan antara menghabiskan dana yang kumiliki untuk berobat atau berziarah ke Lourdes, aku bimbang. Tetapi, jika waktu hidupku ini hanya singkat, mengapa aku harus menjalaninya dengan suatu proses yang tidak pasti? Memperpanjang waktu kehidupan dalam derita tidaklah sebanding dengan menikmati waktu yang singkat itu dengan berziarah dan melihat alam ciptaanNya. Maka kuputuskan untuk berziarah saja biarpun hidupku mungkin menjadi singkat.?

Demikianlah, ibu itu lalu mengikuti ziarah yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan susah payah, di tengah rasa sakit karena tubuhnya terus digerogoti oleh kanker, dia tetap teguh menjalani perjalanan itu. Dan, seperti ribuan umat lain yang mengikuti prosesi di depan gua yang dialiri sebuah kali kecil dari mata air jernih, dia berdoa.

Dan di sana, aku berdoa seperti juga ribuan umat lainnya. Aku berdoa untuk hidupku. Aku berdoa untuk keselamatan dunia. Aku berdoa untuk siapa saja yang sedang menderita. Karena aku percaya bahwa kita tidak dilahirkan ke dunia ini untuk menderita. Kita dilahirkan untuk berjuang dan menjalani hidup secara benar. Penderitaan sesungguhnya hanya ada dalam cara berpikir kita saja karena kita enggan untuk menerima apa yang sedang kita hadapi saat ini. Realitas adalah suatu anugerah, dan bukan cobaan apalagi hukuman. Dalam realitaslah kita dibentuk untuk berguna dan menemukan makna keberadaan kita di dunia ini. Tidak ada hidup yang salah. Hanya cara hidup yang salah.?

Tiga minggu ibu itu menjalani perjalanan rohaninya. Tiga minggu dia menghabiskan biaya yang dapat dipergunakan untuk mengobati penyakitnya. Dan saat dia kembali ke kota asalnya, dan dokter-dokternya dengan heran menemukan bahwa kanker rahim yang dideritanya menghilang, dia sendiri tidak lagi merasa heran. Dia hanya tertawa saat hal itu diberitahukan kepadanya.

Dokter mengatakan padaku bahwa, dia heran karena dua buah foto hasil USG yang berjarak waktu hanya sekitar tiga bulan amat berbeda jauh. Mujizat? Entahlah. Aku sendiri tidak tahu apa arti kata itu bagiku. Karena hidup sesungguhnya adalah mujizat itu sendiri. Maka jika ada orang yang menyia-nyiakan hidupnya, aku sungguh sedih. Tuhan tidak menciptakan kita untuk pasrah. Tuhan menciptakan kita untuk mendamaikan diri kita dengan diriNya. Itulah makna kehidupan bagiku sendiri.?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar