Kamis, 28 Januari 2021

"KEMATIAN YANG TRAGIS"


Bacaan : Lukas 13:1-9
Nats: Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada kesalahan semua orang yang tinggal di Yerusalem ? (Lukas 13:4)
Sebuah pesawat terbang jatuh di laut dan menenggelamkan semua
penumpangnya. Sebuah mobil berpenumpang terjun dari atas tempat parkir
bertingkat di mal. Seorang pejalan kaki tewas tertimpa papan reklame.
Yang lain mati tersambar petir. Ketika melihat orang meninggal dengan
cara tragis, terkadang muncul pertanyaan: "Apa dosa mereka, hingga
mesti mati dengan cara demikian?" Orang kerap menuduh hal itu terjadi
karena ada "dosa besar" yang telah dilakukan sang korban.
Pandangan semacam itu sudah muncul sejak zaman Yesus. Suatu hari,
delapan belas pekerja bangunan mati tertimpa menara Siloam yang baru
mereka bangun. Menara ini adalah proyek pemerintah Romawi, sang
penjajah. Maka, orang pun berkata, "Itulah hukuman bagi mereka yang
mau bekerja sama dengan penjajah!" Mereka mengira, jika Allah
membiarkan seseorang mati secara tragis, pasti ada yang tidak beres
dalam hidupnya. Ada "dosa serius". Namun, Yesus membantah pandangan
ini. "Dosa mereka tidak lebih besar dari dosamu," kata-Nya. Kita tak
boleh menilai layak tidaknya seseorang di mata Tuhan dari cara
matinya, tetapi dari cara hidupnya. Sudahkah ada buah pertobatan?
Orang yang matinya "terhormat" pun bisa kualat jika seumur hidup tidak
bertobat.
Sudahkah kita memiliki buah pertobatan? Apakah tingkah laku kita saat
ini sudah lebih baik dibanding dengan tahun-tahun lalu? Apakah kita
sudah menjadi lebih sabar dan mampu menyangkal diri? Hidup beriman
yang tidak menghasilkan perubahan adalah kehidupan yang tragis. Ini
jauh lebih parah dan berbahaya daripada sebuah kematian yang tragis.
Maka, hasilkanlah buah pertobatan.

YANG PENTING BUKAN CARA KITA MATI
MELAINKAN CARA KITA HIDUP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar